Seiring bertambahnya umur saya berbanding lurus dengan persoalan hidup yang datang. Jika selama ini saya hanya mendengar kisah perjuangan orang-orang sejak awal-awal memulai hidup saat beranjak dewasa kini saya mulai merasakan apa yang mereka rasakan. Dari setiap hal yang diluar rencana sampai fase-fase kompromi yang mau tidak mau harus dikondisikan menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Entah kebetulan atau tidak, beberapa waktu ini saya ingat perkataan legendaris dosen saya dulu yang sebenarnya selama ini saya pikir hanya sebuah gurauan. “Hidup ini capek, boy...”
Tak pernah terpikirkan, bakal sesulit ini menjadi dewasa. Rasanya dulu semangat betul bertumbuh besar karena semua berjalan sesuai rencana. Tidak selamanya sesuai, setidaknya saya pribadi menikmati proses menjadi dewasa tersebut. Hal ini lebih karena didukung oleh lingkungan sekitar saya yang baik. Orang tua yang mendampingi, teman yang mendukung, lingkungan yang konstruktif. Saya sekarang adalah cerminan perjalanan saya menjadi dewasa seperti sekarang. Setidaknya, minimal perawakannya, tampak lebih tua.
Masalah akan timbul seiring bertambahnya usia. Seperti hidupnya manusia akan dianugerahi “sedikit” rasa takut. Takut kehilangan, kekurangan, kesakitan dll. Jadi, saya sendiri pun harus sadar karena perjalanan kehidupan dengan berbagai macam masalah sudah titah nya seorang manusia sampai kita wafat kelak. Walaupun tidak sepenuhnya dipenuhi dengan kesulitan, minimal siap, siap tidak siap.
Sabar. Allah menjanjikan jalan keluar bagi orang yang sabar. Dalam janji-Nya, Allah menjanjikan kemenangan bagi orang yang sabar. Sabar sebagai pintu jalan keluar ditengah kesulitan. Layaknya wayang, saya sendiri ibarat wayang yang semua sudah diatur dalang. Naik turun cerita hidup saya, seburuk atau sebaik apapun jalan ceritanya, semua ada akhirnya. Sampai saat disebuah titik dimana saya sadar jika hidup ini selamanya hanya sebatas umur saya dengan kisah perjalanan diri yang saya tempuh.
Jujur, tulisan yang saya buat ini sebagai pengingat bagi saya sendiri ketika menemui kesulitan. Sesungguhnya tulisan ini lebih mudah dibuat daripada meyakini isi materi tulisannya. Tulisan mengenai kesabaran dalam kesulitan. Semoga saya pribadi bisa sabar seperti apa yang saya tulis disini. Semoga...
Tak pernah terpikirkan, bakal sesulit ini menjadi dewasa. Rasanya dulu semangat betul bertumbuh besar karena semua berjalan sesuai rencana. Tidak selamanya sesuai, setidaknya saya pribadi menikmati proses menjadi dewasa tersebut. Hal ini lebih karena didukung oleh lingkungan sekitar saya yang baik. Orang tua yang mendampingi, teman yang mendukung, lingkungan yang konstruktif. Saya sekarang adalah cerminan perjalanan saya menjadi dewasa seperti sekarang. Setidaknya, minimal perawakannya, tampak lebih tua.
Masalah akan timbul seiring bertambahnya usia. Seperti hidupnya manusia akan dianugerahi “sedikit” rasa takut. Takut kehilangan, kekurangan, kesakitan dll. Jadi, saya sendiri pun harus sadar karena perjalanan kehidupan dengan berbagai macam masalah sudah titah nya seorang manusia sampai kita wafat kelak. Walaupun tidak sepenuhnya dipenuhi dengan kesulitan, minimal siap, siap tidak siap.
Sabar. Allah menjanjikan jalan keluar bagi orang yang sabar. Dalam janji-Nya, Allah menjanjikan kemenangan bagi orang yang sabar. Sabar sebagai pintu jalan keluar ditengah kesulitan. Layaknya wayang, saya sendiri ibarat wayang yang semua sudah diatur dalang. Naik turun cerita hidup saya, seburuk atau sebaik apapun jalan ceritanya, semua ada akhirnya. Sampai saat disebuah titik dimana saya sadar jika hidup ini selamanya hanya sebatas umur saya dengan kisah perjalanan diri yang saya tempuh.
Jujur, tulisan yang saya buat ini sebagai pengingat bagi saya sendiri ketika menemui kesulitan. Sesungguhnya tulisan ini lebih mudah dibuat daripada meyakini isi materi tulisannya. Tulisan mengenai kesabaran dalam kesulitan. Semoga saya pribadi bisa sabar seperti apa yang saya tulis disini. Semoga...
Komentar
Posting Komentar